KONSEP
DASAR PENGERTIAN TUJUAN PERBANDINGAN PERKEMBANGAN KONSEPSI BIMBINGAN DAN
KONSELING
Tugas
ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Bimbingan
dan Konseling
Dosen
Pengampu:Drs. Suharso M.Pd., Kons.
Rombel:50
Oleh:
Febri
Ahmad Darmawan 6301412016
Pendidikan
Kepelatihan Olahraga, S1
MATA
KULIAH DASAR KEPEMDIDIKAN (MKDK)
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014
A. Pengertian Bimbingan
dan Konseling
1.
Pengertian
Bimbingan
Secara etimologis kata bimbingan
merupakan terjemahan dari kata “Guidance” berasal dari kata kerja “to guide”
yang mempunyai arti “menunjukan, membimbing, menuntun, ataupun membantu”.
Sesuai dengan istilahnya, maka secara umum bimbingan dapat diartikan sebagai
suatu bantuan atau tuntunan.
Bimbingan adalah proses pemberian
bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seorang atau beberapa orang
individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa; agar orang yang dibimbing
dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan
kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan
norma-norma yang berlaku (Prayitno, 2004:99).
Djumhur dan Moh. Surya (1975) memberikan pandangannya
tentang bimbingan sebagai suatu proses pemberian bantuan secara terus menerus
dan sitematis kepada individu untuk memcahkan masalah yang dihadapinya. Winkel
(2005) memberikan definisi bimbingan ialah usaha melengkapi individu dengan
pengetahuan, pengalaman dan informasi tentang dirinya sendiri.
Sedangkan menurut Bernard & Fullmer (1969)
mengemukakan bahwa bimbingan merupakan kegiatan yang bertujuan untuk
meningkatkan realisisasi pribadi setiap individu.
Berdasarkan pengertian
konseling menurut para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa bimbingan
merupakan bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli kepada individu atau
beberapa orang dengan memberikan pengetahuan tambahan untuk memahami dan
mengatasi permalahan yang dialami oleh individu atau seseorang tersebut, dengan
cara terus menerus dan sitematis.
2. Pengertian Konseling
Secara etimologi, istilah konseling berasal dari bahasa
Latin, yaitu“Consilium” yang berarti
“dengan” atau “bersama” yang dirangkai dengan kata “menerima” atau “memahami”.
Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan
melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada
individu yang sedang mengalami sesuatu masalah (disebut klien) yang bermuara
pada teratasinya masalah yang dihadapi klien (Prayitno, 2004:105).
Menurut Bernard dan Fullmer (dalam Prayitno dan E. Amti,
1994:101) Konseling meliputi pemahaman dan hubungan individu untuk
mengungkapkan kebutuhan-kebutuhan,
motivasi, dan potensi-potensi yang unik dari individu dan membantu individu
yang bersangkutan untuk mengapresiasi
ketiga hal tersebut.
Sedangkan menurut
Sulianti Saroso, Konseling adalah proses pertolongan dimana seseorang dengan
tulus dan tujuan jelas, memberi waktu, perhatian dan keahliannya, untuk
membantu klien mempelajari keadaan dirinya, mengenali dan melakukan masalah
terhadap keterbatasan yang diberikan lingkungan.
Berdasarkan pengertian konseling menurut para ahli di
atas maka dapat disimpulkan bahwa konseling merupakan proses pemberian bantuan
secara intensif dan sistematis dari seorang konselor kepada kliennya dalam
rangka pemecahan suatu masalah agar klien mendapat pilihan yang baik. Disamping
itu juga diharapakan agar klien dapat memahami dirinya (self understanding)
dan mampu menerima kemampuan dirinya
sendiri.
B.
Tujuan
Bimbingan dan Konseling
Secara garis besar, tujuan bimbingan dan konseling dibagi
menjadi 2, yaitu tujuan umun dan tujuan khusus. Guna memperjelas apa yang
menjadi tujuan umum dan khusus, akan disampaikan penjelasannyasebagai berikut:
1. Tujuan Umum
Ditinjau dari perkembangan konsepsi bimbingan dan
konseling senantiasa mengalami perubahan, dari yang sederhana sampai yang
komprehensif.Tujuan umum bimbingan dan konseling dengan mengikuti pada
perkemangan konsepsi bimbingan dan konseling pada dasarnya adalah untuk membantu
individu memperkembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan
dan predisposisi yang dimilikinya, berbagai latar belakang yang ada, serta
sesuai dengan tuntutan positif lingkungannya.
2.
Tujuan
Khusus
Tujuan khusus bimbingan dan konseling merupakan
penjabaran tujuan umum tersebut yang dikaitkan secara langsung dengan
permasalahan yang dialami individu yang bersangkutan, sesuai dengan
kompleksitas permasalahanya. Dengan demikian maka tujuan khusus bimbingan dan
konseling untuk tiap-tiap individu bersifat unik pula, artinya tujuan bimbingan
dan konseling untuk individu yang satu dengan individu yang yang lain tidak
boleh disamakan.
C.
Perbandingan Bimbingan Dan Konseling
Persamaan yang lebih jelas antara bimbingan dan konseling
terletak pada tujuan yang hendak dicapai, yaitu sama-sama berusaha untuk
memandirikan individu, sama-sama diterapkan dalam program persekolahan, dan
sama-sama mengikuti norma-norma yang berlaku di lingkungan masyarakat tempat
kedua kegiatan itu diselenggarakan.
Sedangkan perbedaan antara bimbingan dan konseling
terletak pada segi isi kegiatan dan tenaga yang menyelenggarakan. Dari segi
isi, bimbingan lebih banyak bersangkut paut dengan usaha pemberian informasi
dan kegiatan pengumpulan data tentang siswa dan lebih menekankan pada fungsi
pencegahan sedangkan konseling merupakan bantuan yang dilakukan dalam pertemuan
tatap muka antara dua orang manusia yaitu antara konselor dan klien.
Dilihat dari segi tenaga, bimbingan dapat dilakukan oleh
orangtua, guru, wali kelas, kepala sekolah, dan orang dewasa lainnya kepada
individu yang memerlukannya. Sedangkan konseling, hanya dapat dilakukan oleh tenaga-tenaga yang telah
terdidik dan terlatih karena sifat dan kegiatannya yang khas.
D.
Perkembangan
Konsepsi Dalam Bimbingan Konseling
Di negara yang bimbingan konselingnya telah maju,
terutama di negara Amerika Serikat, perkembangan gerakan bimbingan konseling
yang memberikan makna berbeda terus berlangsung. Miller (1961)meringkaskan
perkembangan bimbingan konseling kedalam lima periode.
Pada awal perkembangan, gerakan BK yang diprakarsai oleh
Frank Parson, pengertian bimbingan baru mencakup bimbingan jabatan, tahap ini
biasanya disebut sebagai periode
parsonian. Peride kedua, bimbingan lebih memusatkan pada bimbingan pendidikan.
Pada periode ketiga pelayanan untuk penyelesaian diri mendapat perhatian utama.
Periode keempat gerakan bimbingan menekankan pentingnya proses perkembangan
individu. Pada tahap kelima, tampak adanya dua arah yang berbeda yaitu
kecenderungan yang ingin kembali ke periode pertama, dan kecenderungan yang
lebih menekankan pada rekonstruksi sosial dalam rangka membantu pemecahan
masalah yang dihadapi individu.
Perkembangan yang lebih lanjut tentang rumusan bimbingan
dan konseling memperlihatkan gejala yang menarik. Belkin(1975) secara tegas
menolak konsep, rumusan, ataupun penjelasan yang mengecilkan arti istilah
konseling. Daripada meletakkan konseling sebagai bagian dari bimbingan, akan
lebih baik dan menguntungkan untuk membangun rumusan tentang konseling yang
meliputi juga segala sesuatu yang selama ini disebutkan sebagai bagian dari
pelayanan bimbingan.
Daftar
pustaka
Mugiarso, Heru. 2012. Bimbingan dan Konseling. Semarang:
Universitas Negeri Semarang Press.
Prayitno dan Erman
Amti. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan
Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.
No comments:
Post a Comment